welcome visitor
Join us

categories
artikel -

The Flowers Of War

Yohanes 15:13; 1 Yohanes 3:16

The Flowers of War adalah film yang diangkat dari sebuah novel berjudul 13 Flowers of Nanjing, karya Geling Yan. Adalah seorang laki-laki berkebangsaan Amerika bernama John Miller yang bekerja sebagai perias jenazah dan ditugaskan untuk mengubur jasad seorang Pastur Katolik Roma di sebuah Gereja Katedral di Tiongkok. Pada waktu itu sedang terjadi perang antara tentara Tiongkok dengan Jepang, dan tentara Jepang berhasil mengalahkan tentara Tiongkok. Beberapa murid sekolah perempuan mencari perlindungan di dalam gereja tersebut. Di dalam gereja juga ada seorang anak lelaki bernama George yang dibesarkan oleh Pastur. Setelah kedatangan para murid perempuan, 12 orang wanita tunasusila juga datang ke gereja tersebut untuk berlindung dan mereka bersembunyi di atap gereja. Miller menyamar sebagai Pastur untuk melindungi mereka. Tidak lama kemudian tentara Jepang sampai ke daerah mereka dan menyerang gereja, membunuh beberapa murid perempuan dan hampir memerkosa mereka. Miller berusaha untuk berunding dengan Kolonel Jepang yang bernama Hasegawa. Singkat cerita Hasegawa berjanji tidak akan melukai mereka, namun mereka diberikan undangan untuk bernyanyi paduan suara di sebuah perayaan kemenangan tentara Jepang. Anak buah Hasegawa menghitung jumlah murid perempuan sebanyak 13 orang. Miller tahu bahwa itu hanyalah jebakan untuk berbuat tidak senonoh dan kemungkinan membunuh anak-anak tersebut. Hasegawa mengancam akan menghabisi mereka jika tidak datang. Mereka diberi waktu sehari untuk bersiap-siap. Malam harinya semua murid perempuan memutuskan untuk bunuh diri. Namun, sebelum hal itu terjadi, 12 wanita tuna susila memutuskan untuk menggantikan tempat mereka. Miller merias para wanita sehingga terlihat seperti anak-anak remaja. Namun, jumlah mereka hanya 12 orang, sedangkan yang dihitung oleh tentara adalah 13 orang. Akhirnya, George dengan sukarela mengorbankan diri untuk menggenapi jumlah 13 orang. George dirias sehingga terlihat seperti anak perempuan. Keesokan harinya tentara Jepang menjemput "13 bunga perang" yang mengorbankan diri mereka. Setelah itu, Miller bersama para murid perempuan melarikan diri menggunakan truk. Sementara itu nasib 12 wanita tunasusila dan George tidak diketahui lagi, kemungkinan mereka menjadi martir.
Tidak ada kasih yang lebih besar daripada seorang yang memberikan nyawanya bagi sahabatnya. Yesus mengatakan hal itu dan menggenapinya dengan mati di kayu salib demi menyelamatkan kita. Sejauh mana keteladanan Yesus sudah kita terapkan di dalam hidup kita? Mungkin kita belum siap untuk mengorbankan nyawa bagi sahabat kita, tetapi ada banyak cara bagi kita untuk bisa berkorban demi mereka. Bagi sahabat kita yang menderita, kita bisa berkorban harta atau uang. Bagi mereka yang hidup dalam kegelapan, kita bisa berkorban waktu dan tenaga untuk membimbing mereka ke jalan yang benar.

DOA
Tuhan Yesus, aku bersyukur atas pengorbananMu di kayu salib untuk menyelamatkanku. Mampukan aku untuk berkorban juga bagi sesamaku. Dalam nama Tuhan Yesus. Amin.


back
more article...
login member
Username
Password
* sign up here