welcome visitor
Join us

categories
artikel -

Bentuk Sekarang, Bukan Nanti!

Efesus 6:4

Suatu hari seorang kakek mengajak jalan-jalan cucunya yang masih usia pra remaja, memasuki hutan yang tidak jauh dari rumahnya. Tidak lama berjalan, kakek itu bertanya kepada cucunya, "Butuh berapa orang untuk mencabut itu hingga ke akarnya," sambil menunjuk sebuah tunas. "Satu orang cukup. Aku pun bahkan bisa mencabutnya, Kek," kata anak itu. Kemudian mereka berjalan lagi semakin jauh, dan si kakek melihat sebuah pohon yang masih remaja, lalu bertanya kembali kepada cucunya. "Bagaimana dengan yang ini? Butuh berapa orang untuk mencabutnya hingga ke akarnya," ujar si kakek. "Kalau ini butuh 3 sampai 5 orang untuk mencabutnya," ucap sang cucu. Mereka berjalan semakin dalam ke hutan, dan di sana terlihat sebuah pohon yang sangat besar dan kokoh, lalu sekali lagi sang kakek bertanya kepada cucunya itu, "Menurutmu kalau yang ini butuh berapa orang untuk mencabutnya hingga ke akarnya?" Sambil tertawa anak itu menjawab, "Ah kakek yang benar saja, mana ada orang yang bisa mencabut pohon sebesar ini hingga ke akarnya. Bahkan ratusan orang pun tidak akan bisa. Kalau pun ribuan orang, pastinya akan sulit, Kek."
Cerita di atas mengilustrasikan tentang karakter manusia. Selagi masih sangat muda, manusia bisa dibentuk dengan mudah. Ketika sedikit besar, butuh usaha yang lebih untuk membentuk karakternya. Tetapi bila sudah dewasa, akan sulit bahkan hampir mustahil untuk mengubahnya. Karena itu orang tua tidak boleh alpa terhadap hal ini. Yang dimaksud dengan karakter sendiri adalah tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, atau budi pekerti yang tumbuh dan nantinya tercermin melalui sikap atau tingkah laku seseorang. Karakter dibentuk dan dikonstruksi seiring dengan berjalannya waktu. Dan waktu terbaik pembentukan karakter adalah sejak usia dini, bukan ketika seseorang dianggap cukup umur untuk mengerti. Sebab pendidikan dasar dari karakter adalah melalui apa yang dilihat dan didengar. Karena itu orang tua jangan hanya mengajarkan apa yang baik yang harus dilakukan oleh anak-anaknya, tetapi orang tua pun harus melakukan yang baik itu di hadapan anaknya.
Ada ungkapan berkata, "Selama usia anak-anak, anak Anda adalah milik Anda, tetapi ketika mereka beranjak dewasa, mereka menjadi milik diri mereka sendiri, teman-teman, dan lingkungannya." Karena itu jangan sampai kita menyesal. Bentuklah karakter anak-anak kita sejak dini. Tanamkanlah hal-hal baik terutama pengenalan akan Tuhan yang benar, dan jadilah teladan bagi mereka, karena apa yang kita tanam hari ini akan berakar kuat hingga nanti. Senantiasa mintalah hikmat dan pertolonganNya. Tanpa Tuhan, terlalu sukar mengubah yang salah, atau memulai hal-hal yang benar dan baik kepada anak. Bagi anak-anak kita yang sudah terlanjur masuk dalam pola asuh kita yang salah, jangan menyerah kepada mereka. Bawalah mereka di dalam doa, dan ubah diri kita dahulu untuk menjadi teladan bagi mereka.

DOA
Bapa, tolonglah aku dalam mendidik anak-anakku. Mampukan aku untuk menjadi teladan yang baik bagi mereka. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.


back
more article...
login member
Username
Password
* sign up here