2 Tesalonika 3:6-11
Adalah pemandangan yang biasa bila istri para pejabat dikawal atau dijaga oleh ajudan ke mana pun ia pergi. Dan, adalah sesuatu yang lumrah bila seorang istri menggunakan uang suaminya untuk memenuhi kebutuhan ataupun keinginannya. Namun ada yang berbeda dari Ann LePage, istri dari Gubernur Negara Bagian Maine, Amerika Serikat, Paul LePage.
Ketika renungan ini ditulis, berita tentang dirinya sedang hangat di media sosial, karena diketahui bahwa ia bekerja sebagai seorang pelayan di restoran McSeagull's, Boothbay Harbor, Maine. Ann yang bekerja setiap Senin, Kamis, dan Jumat saat makan siang, dikatakan sangat cekatan, baik dalam menyajikan makanan maupun mengambil piring-piring kotor. Ia bekerja selayaknya pegawai restoran pada umumnya. Bahkan ketika restoran sedang ramai, Ann mengambil waktu tambahan. Selama bekerja, Ann pun mengenakan seragam restoran, seperti para pelayan lainnya. Ann tidak diistimewakan oleh pemilik restoran meski ia merupakan wanita nomor satu di wilayah tersebut. Ann pun tidak pernah memberitahu kepada rekan-rekan kerjanya maupun kepada para tamu yang datang, bahwa dirinya adalah seorang istri gubernur. Banyak pelanggan yang mengatakan bahwa wajahnya familiar, tetapi hanya sedikit yang berhasil menebak bahwa ia adalah istri gubernur. Jika ada yang mengenalinya dengan benar dan bertanya, barulah Ann memberitahu tentang siapa dirinya. Selain karena ingin merealisasikan keinginannya sebagai pelayan restoran yang telah terpendam sangat lama, tujuan lain Ann bekerja adalah untuk membeli mobil Toyota RAV4. Sebagai seorang gubernur, gaji suaminya memang paling rendah dibandingkan dengan gubernur di negara bagian lain. Untuk itulah Ann merasa perlu menghasilkan uang sendiri untuk mewujudkan keinginannya itu. Gaji yang diperoleh Ann sendiri adalah USD 28 per jam, atau yang setara dengan Rp 380.000,-.
Sangat baik bila kita bisa memenuhi kebutuhan atau keinginan kita sendiri tanpa membebani orang lain. Selain rasanya melegakan, keberadaan kita yang demikian pun bisa menjadi berkat bagi orang lain. Kepada jemaat di Tesalonika, Paulus tidak hanya mena-sihatkan agar, "... jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan," ia pun memberi teladan, di mana selain menjadi hamba Tuhan, ia juga bekerja sebagai seorang tukang tenda untuk memenuhi kebutuhannya. Sebenarnya ia memiliki hak untuk menerima sokongan dari jemaat yang ia layani, tetapi ia lebih memilih untuk bekerja agar tidak membebani orang lain sehingga dirinya tidak menjadi batu sandungan bagi pemberitaan Kabar Baik. Jika kita masih mampu untuk bekerja, maka bekerjalah! Karena selain membuat diri kita tidak menjadi benalu bagi orang lain, kita pun akan terhindar dari berbagai macam pelanggaran. Ingat bahwa Tuhan sangat menyukai orang yang rajin, maka Ia tidak akan ragu untuk memberkatinya.
DOA
Aku berterima kasih atas kesehatan dan keterampilan yang Engkau berikan kepadaku. Berkatilah kiranya aku dan pekerjaanku, Bapa. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.
back
Best viewed in Mozilla Firefox 3 or greater