welcome visitor
Join us

categories
artikel -

Mengobati Dengan Satu Kaki

Galatia 6:9-10; Amsal 19:17; Kolose 3:23

Keterbatasan fisik terkadang membuat sebagian orang merasa terpuruk, tidak berarti, minder, dan bahkan merasa tidak berguna. Tidak banyak yang bangkit dari keterbatasannya dan mempergunakan kemampuannya menjadi saluran berkat. Meski demikian, ada juga di antara mereka yang tampil berbeda, yakni memanfaatkan apa yang mereka miliki untuk suatu pekerjaan yang mulia melalui menjadi berkat bagi orang lain.
Ji Zhengyong, pria berusia 36 tahun adalah seorang dokter umum asal Jianxin, Chongqing, Tiongkok. Pada usia 14 tahun, ia mengalami peristiwa tragis, kaki sebelahnya harus diamputasi, karena kecelakaan mobil. Kecelakaan tersebut membuatnya merasa hampa, putus asa, dan tidak lagi memiliki keinginan untuk hidup. Bahkan ia sempat berhenti sekolah selama satu tahun. Namun, karena dukungan keluarga dan kerabat, Ji kembali bersemangat dan bertekad melanjutkan cita-citanya sebagai dokter. Ia pun melanjutkan studinya di sekolah kesehatan jurusan pengobatan tradisional Tiongkok, kemudian melanjutkan ke jurusan kedokteran di Yuzhou University, Chongqing. Setelah lulus pada tahun 2003, ia memilih menjadi dokter di kampung halamannya.
Dokter Ji, berbeda dengan dokter umum lainnya, ia selalu mendatangi pasiennya. Bahkan, ia tidak pernah menolak ketika para pasien meminta pertolongannya. Tak peduli cuaca hujan, panas, siang, ataupun malam, ia tetap menemui pasiennya dengan menggunakan kruk, padahal banyak jalan-jalan pedesaan yang curam dan mesti ia lewati. "Awalnya saya sering jatuh karena saya tidak terbiasa jalan cepat dengan tongkat. Tetapi saya tidak boleh menyerah. Pasien-pasien itu membutuhkan saya. Jadi tidak peduli dengan apa yang terjadi dengan saya. Prinsipnya bisa cepat menangani pasien di rumah mereka," ucapnya. Ji tidak pernah meminta bayaran pada pasiennya yang tidak mampu membayar. Ji mengatakan, "Saya hanya melakukan apa yang harusnya saya lakukan. Saya hanya ingin menolong orang lain yang membutuhkan pertolongan saya. Saya sudah cukup bahagia dan senang ketika mereka bisa hidup sehat. Saya sudah cukup bahagia ketika mereka puas dan percaya dengan apa yang saya lakukan. Kepercayaan dari warga desa adalah hadiah terbesar dari mereka untuk hidup saya. Ketika mereka bahagia, saya pun akan lebih bahagia. Bisa melayani mereka adalah anugerah terbesar yang diberikan Tuhan untuk saya." Profesi tersebut telah ditekuni selama 12 tahun dan warga menjulukinya "pahlawan bagi mereka yang berkekurangan".
Dokter Ji melayani pasiennya tanpa pamrih, tak kenal lelah, dan tulus. Keterbatasan fisik tak menghalanginya untuk melakukan perbuatan yang mulia. Bagaimana dengan kita? Tuhan menghendaki kita melakukan hal yang berguna bagi orang lain melalui kemampuan, karunia, dan talenta yang kita miliki. Kita akan dimampukan Tuhan ketika kita melakukan sesuatu dengan tujuan yang mulia. Lakukanlah perbuatan yang mulia selagi ada waktu!

DOA
Bapa, perlengkapi dan mampukanlah aku untuk melakukan yang berguna bagi orang lain dan selalu memuliakan namaMu. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.


back
more article...
login member
Username
Password
* sign up here