welcome visitor
Join us

categories
artikel -

Duyung, Si Perempuan Laut

1 Timotius 4:7; 2 Petrus 1:16

Jika mendengar kata "putri duyung", pasti yang melintas di pikiran kita adalah sosok perempuan setengah ikan yang terdapat di dongeng-dongeng. Kebanyakan kita sudah mengenal sekali karakter fiksi bernama putri duyung. Banyak sekali kisah putri duyung yang ditulis di dalam buku maupun difilmkan. Legenda putri duyung pertama kali ditemukan di Asiria, berkisah mengenai seorang dewi bernama Atargatis yang jatuh cinta pada seorang gembala, namun tidak sengaja membunuhnya. Karena malu dan bersedih hati, ia menceburkan diri ke danau dan hendak berubah menjadi ikan. Namun perubahan tersebut tidak sempurna sehingga hanya bagian dari pinggang sampai kaki saja yang dapat berubah. Berdasarkan legenda ini, banyak sekali nelayan-nelayan yang mengaku pernah melihat putri duyung secara nyata. Laporan adanya penemuan putri duyung terdapat di mana-mana. Namun semua laporan tersebut merupakan kesalahpahaman belaka.
Ternyata, putri duyung yang para nelayan tersebut lihat merupakan hewan mamalia laut yang juga diberi nama "duyung", atau dalam bahasa latinnya, "dugong dugon". Duyung yang juga disebut sebagai "sapi laut atau lembu laut" ini memiliki bentuk tubuh yang besar dan kulit yang seperti manusia, tanpa ada belang atau totol apa pun. Beberapa laporan mengatakan bahwa mereka melihat putri duyung yang sedang menyusui. Tidak heran jika para saksi mata itu salah menerka bahwa putri duyung yang mereka lihat merupakan seekor sapi laut yang sedang menyusui anaknya. Apalagi jika kejadian ini disaksikan pada malam hari, hewan tersebut sekilas memang akan terlihat seperti putri duyung. Duyung sendiri merupakan satu-satunya mamalia laut herbivora atau pemakan tumbuhan yang hidupnya sangat bergantung kepada rumput laut. Hewan ini sangat terancam punah karena banyak diburu untuk diambil daging dan minyaknya. Ditambah persentase kelahiran yang sangat kecil, membuat hewan ini berada di status yang berbahaya. Nama "dugong" atau "duyung" berasal dari bahasa Tagalog dan Melayu yang memiliki arti sama, yaitu "perempuan laut".
Manusia memang cenderung memercayai dongeng. Ketika mereka tidak dapat menemukan kebenaran dari dongeng tersebut, mereka akan berusaha menciptakannya sendiri dengan cara mereka. Kisah putri duyung ini serupa dengan kisah Big Foot atau Loch Ness Monster dari negeri Barat. Setelah dihebohkan akan penemuan monster-monster tersebut, ternyata belakangan diketahui bahwa itu ulah manusia yang sedang menyamar menjadi monster dan merekam diri sendiri. Sama halnya dengan dongeng mengenai setan atau hantu di Indonesia yang sangat banyak dan beragam. Paulus menasihati kita untuk menjauhi dongeng dan takhayul, serta memperkuat diri dalam ibadah. Terkadang dongeng seperti itu bisa membuat kita takut dan melemahkan iman kita kepada Tuhan. Karenanya, mari kita bersikap bijak dan perkuat roh kita dengan beribadah kepada Tuhan!

DOA
Tuhan, ampuni aku yang pernah terpengaruh dengan dongeng yang membuatku takut. Aku mau percaya sepenuhnya kepada kebenaranMu. Dalam nama Tuhan Yesus. Amin.


back
more article...
login member
Username
Password
* sign up here