welcome visitor
Join us

categories
artikel -

kuasanya begitu nyata

Pada pertengahan bulan Maret 2000 papa terkena serangan stroke. Dokter menyarankan agar papa dioperasi, tapi pada waktu itu kami sangat takut ke-hilangan papa. Lagi pula kami tidak ada biaya untuk membayar rumah sakit. Saat itu kami belum percaya Yesus, meskipun sudah sering mendengar tentang Dia dan kekristenan. Dalam keadaan yang sulit seperti itu, mama mencoba berdoa kepada Tuhan Yesus. Di dalam doanya mama berjanji jika papa bisa sembuh tanpa harus operasi, maka mama akan pergi ke gereja. Karena keadaan papa semakin baik meskipun tidak dioperasi, dokter mengizinkan papa pulang ke rumah. Kami tidak pernah membayangkan sebelumnya dari mana kami men-dapatkan biaya untuk perawatan papa, tapi Tuhan telah menyediakan semuanya bagi kami. Setelah dua minggu di rumah, papa sudah bisa berjalan kembali dan tiga bulan kemudian kami mengadakan komsel di rumah. Mama dan papa akhirnya menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat serta menyerahkan diri untuk dibaptis. Dua tahun kemudian, papa terkena stroke yang kedua kalinya dan papa tidak bisa me-lihat karena pecahnya pembuluh darah di otak. Kami sekeluarga berdoa dan meminta mujizat kesembuhan. Papa pun sembuh, ia dapat melihat dan dapat berjalan kembali tanpa harus dirawat di rumah sakit. Di akhir tahun 2004, tepatnya 31 Desember 2004, papa kembali terserang stroke dan itu adalah serangan yang ketiga kalinya. Lagi-lagi papa mengalami mujizat Tuhan, ia sembuh tanpa harus dirawat. Ucapan syukur yang tidak terkatakan keluar dari hati kami sekeluarga karena kami masih bisa merayakan tahun baru bersama papa. Papa pun semakin membaik. Hari Minggu tanggal 3 April 2005, ada sesuatu yang lain. Biasanya papa yang mem-bangunkan aku pada waktu pagi, tetapi kali ini mama yang membangunkan aku. Papa sendiri hanya terdiam seperti keadaannya pada waktu serangan stroke yang ketiga. Pada pukul 06.30 tiba-tiba badan papa kejang-kejang, papa kembali terkena stroke yang keempat. Kami membawa papa ke rumah sakit pada pukul 10.30. Keadaan papa semakin menurun karena terjadi pembengkakan pada otak. Pihak rumah sakit sudah menyerah, sehingga kami sekeluarga hanya dapat berdoa agar Tuhan memberikan yang terbaik bagi papa. Pada pukul 16.15 kami memutuskan untuk membawa papa pulang. Dalam perjalanan ke rumah, papa di-panggil pulang ke rumah Bapa di Sorga. Ketika meninggal, tidak ada kesakitan yang nampak di wajah papa. Sebaliknya kami melihat wajah papa dihiasi senyum yang manis pada saat Tuhan memanggilnya pulang. Kepergian papa meninggalkan kesedihan mendalam di hati kami, tetapi kami bersyukur karena selama papa sakit, kami boleh melihat kuasa dan mujizatNya yang membuat kami per-caya kepadaNya. Beberapa kali papa disembuhkan melalui mujizat, dan dengan cara yang ajaib pun Tuhan telah menyediakan segala kebutuhan kami sejak papa sakit sampai mening-gal. Meskipun Tuhan berkehendak lain di mana Ia akhirnya memanggil papa, namun kami tetap yakin bahwa Tuhan itu baik. Ia selalu membuka jalan ketika kami tidak tahu harus ber-buat apa. Papa memang telah tiada dan kami merindukannya, tetapi satu yang kami percaya dan nantikan, bahwa suatu hari kelak kami akan bertemu kembali dengan papa di Sorga. Terpujilah nama Tuhan Yesus, sebab Ia baik bagi kita semua!


back
more article...
login member
Username
Password
* sign up here