welcome visitor
Join us

categories
artikel -

Kuasa Mengampuni Dosa

Forum Tanya-Jawab: NN, Jakarta

 

Tanya: Saya ingin bertanya tentang ayat di bawah ini, "Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada" (Yoh 20:23). Apakah pengampunan dosa orang lain bergantung kepada kita? Bukankah yang bisa mengampuni dosa hanya Tuhan Yesus saja?
Jawab: Pertama, manusia tidak layak mengampuni dosa seseorang. Kita adalah manusia berdosa sejak manusia pertama jatuh ke dalam dosa di Taman Eden dan manusia pun mendapat hukuman kutuk akibat konsekuensi dosa (Kej 3). Selain manusia terlahir berdosa, kecenderungan manusia pada umumnya adalah berbuat dosa. Sebab itu, dapatkah manusia mengampuni dosa orang lain? Apakah seorang yang berdosa punya hak mengampuni dosa orang lain? Tentu tidak bisa! Tidak ada seorang pun yang tidak berdosa dan layak mengampuni dosa manusia.
Kedua, pengorbanan Kristus sebagai sarana pembenaran. KematianNya di atas kayu salib bukanlah kematian biasa, tetapi sebagai sarana pembenaran terhadap semua orang yang percaya kepadaNya. Ia telah menggenapi hukum Taurat dengan jalan menjadikan diriNya sebagai korban Anak Domba yang tidak bercacat cela, sekali untuk selamanya, sehingga barang siapa yang percaya mengalami pengampunan dosa dan menerima hidup kekal (Mat 5:17; Rm 8:1-4; Yoh 1:29; Ibr 10:1-21; 1 Ptr 1:18-19). Melalui kasih dan pengorbananNya, hanya Tuhan Yesus sajalah yang layak memberikan pengampunan atas dosa umat manusia.
Ketiga, kepekaan akan adanya dosa diberikan oleh Roh Kudus. Konteks perkataan Yesus dalam nats ini adalah setelah Ia mati dan bangkit, kemudian Ia menampakkan diri kepada murid-muridNya (Yoh 20:19-21). Dengan mengetahui kronologis nats ini, maka kita dapat memahami bahwa ayat 23 bukan berbicara mengenai pengampunan dosa bergantung kepada seseorang walaupun ia telah menjadi orang percaya, sebab benar sekali, "hanya Tuhan Yesus saja yang dapat mengampuni dosa". Pernyataan Tuhan Yesus ini harus dipahami dalam konteks pengutusan sesuai dengan ayat 21, " ... seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." Tuhan Yesus mengutus dan memperlengkapi mereka dengan Roh Kudus, "... Ia mengembusi mereka dan berkata: Terimalah Roh Kudus." Jadi, murid-murid yang diutus, menerima Roh Kudus sehingga mereka memiliki "kepekaan atau pengetahuan untuk mengetahui apakah dosa orang tersebut masih ada atau sudah diampuni".
Keempat, berkaitan akan wewenang dalam mengatur kehidupan bergereja. Para rasul menerima wewenang secara khusus dalam mengatur kehidupan bergereja. Dalam kehidupan bergereja tentu ada jemaat yang melakukan dosa, entah sengaja ataupun tidak. Untuk menjaga kekudusan gereja, para rasul diberi wewenang untuk "menyucikan" gereja Tuhan. Sebagai contoh adalah kisah Ananias dan Safira. Roh Kudus memberi kepekaan kepada Petrus tentang dosa yang dilakukan baik oleh Ananias maupun oleh Safira. Dengan kuasa Roh Kudus, Petrus mengatakan kebenaran yang membuat Ananias dan Safira yang dikuasai dosa itu mati seketika. Ini bukan karena Petrus berwenang untuk mengampuni dosa atau tidak, bahkan dia juga tidak mengatakan hal itu. Ini adalah wujud dari "penyucian" gereja Tuhan yang dilakukan oleh Petrus. Di samping itu, pada kesempatan lain, Petrus juga mengatakan bahwa pengampunan dosa adalah oleh Tuhan Yesus, "Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepadaNya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena namaNya." (Kis 10:43)


back
more article...
login member
Username
Password
* sign up here